Ditulisan ini saya akan menjelaskan sedikit mengenai Iman
Kepada Allah, yang sebagian yang saya
kutip dan mudahan bisa bermanfaat bagi semua termasuk pelajar yang mungkin
mencari tugasnya.
Pengertian Iman
Kepada Allah
Sebagai
umat islam kita meyakini bahwa yang mencipatakan dan mengatur semua itu adalah
Allah SWT, yaitu zat yang maha pencipta dan maha kuasa atas segala sesuatu.
Keyakinan itulah yang dinamakan iman. Dengan kata lain iman kepada Allah
artinya meyakini dengan sesungguh hati bahwa Allah itu ada dengan segala
sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Dan bila dirinci lebih luas maka iman kepada
Allah itu mengandung tiga unsur yaitu : mengikrarkan dengan lisan, meyakini
dalam hati dan membuktikan dengan amal perbuatan nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa :136
Yang Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”. (An-Nisa: 136)
Jadi beriman kepada Allah merupapakan dasar bagi kehidupan
manusia, dan wajib dimiliki oleh setiap muslim agar menjadi pribadi yang selalu
bertaqwa, menjauhi larangan dan mengerjakan segalah perintahnya, saya pribadi
bangga dan bersyukur kepada bangsa ini yang berfalsafah Pancasila telah
menetapkan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa dijadikan sila dan yang pertama dalam
Pancasila.
Sifat Wajib Bagi
Allah
Kita sebagai seorang mukmin, wajib meyakini dan mengimani
adanya Allah, dan meyakini bahwa Allah mempunyai sifat-sifat yang ada pada
Allah, sifat-sifat itu antara lain:
1.
Allah bersifat Wujud (Ada)
Iman kepada Allah ialah meyakini diri kita bahwa Allah itu
Ada (Wujud), kita memang tidak dapat melihat allah, tetapi kita dapat
menyaksikkan adanya ciptaanNya seperti alam semesta dan isinya, maka
darisinilah kita bisa melihat bahwa alam semsesta dan keteraturan
gerakan-gerakannya, pasti ada yang menciptakan dan mengaturnya, tidak mungkin
benda-benda itu ada tanpa ada yang membuat, dan yang membuat alam serta
seisinya itu pasti hanyalah Allah SWT.
2.
Allah bersifat Qidam (Dahulu)
Allah bersifat Qidam artinya Allah dahulu tanpa permulaan.
Dahulunya Allah tidak seperti dahulunya mahluk, kalau dahulunya manusia atau
mahluk lainnya itu ada permulaan, dari tidak ada menjadi ada, lalu akan tidak
ada lagi. Sedangkan dahulunya Allah itu tidak didahului tidak ada, lalu ada,
tetapi sejak dahulu sudah ada tanpa ada permulaan. Dia adalah pencipta alam
semesta. Tidak mungkin ciptaan lebih dahulu dari penciptanya, sifat ini disebut
Qidam.
3.
Allah bersifat Baqa (Kekal, tetap ada)
Artinya adalah Allah kekal abadi selamanya. Semua mahluk
mempunyai kelemahan, perubahan, perkembangan dan akhirnya musnah, yang berarti
tidak kekal. Contohnya seorang yang kuat seperti petinju, binaragawan dan yang
lain mungkin tak terlintas di pikiran kita bahwa tubuh yang gagah dan kuat itu
suatu saat akan mati dan dibungkus dengan kain kafan. Kalau kita menatap alam
raya ini bahwa akan lenyap atau rusak binasa, ala mini akan hancur pada hari
Kiamat nanti. Demikian segala sesuatu akan rusak, kecuali Allah Dzat yang tetap
kekal.
4.
Allah bersifat Mukhalafatu Lilhawadis
Artinya bahwa Allah itu berbeda dengan mahlukNya, misalnya
Seorang arsitek merancang gedung pencakar langit, pasti dia tidak akan sama
dengan gedung ciptaanya itu, atau seniman pemahat ukiran, pasti ia berbeda
dengan hasil ukirannya itu. Dari contoh tersebut dapat disumpulkan bahwa antara
pembuat dengan hasilnya buatannya pasti tidak sama, begitu juga dengan Allah tidak
mungkin sama dengan ciptaanNya.
5.
Allah bersifat Qiyamuhu Binafsih
Artinya Allah bersifat berdiri sendiri, tidak memerlukan
bantuan dari kekuatan lain dalam menciptakan dan memelihara alam jagat raya.
6.
Allah bersifat Wahdaniyah
Artinya bahwa Allah maha esa keesaan Allah itu mutlak,
artinya Allah Esa, zatNya esa dalam sifatnya, dan esa dalam perbuatanNya.
Kesimpulannya Allah maha Esa atas segala sesuatu baik itu perbuatannya ,
sifatnya, kesempurnaannya dan lain
sebagainya.
7.
Allah bersifat Qudrat
Allah bersifat Qudrat artinya Allah Maha Kuasa atau yang
mempunyai kekusasaan. Dia kuasa menciptakan alam jagat raya, mampu memelihara
dan sanggup pula menghancurkannya, tanpa bantuan dan pertolongan yang lain.
8.
Allah bersifat Iradat
Adalah bahwa Allah selalu berkehendak akan terjadi sesuatu.
Manusia juga memiliki kehendak atas segala sesuata,namun kehendaknya itu ada
batasnya, yaitu diukur dengan kemampuan
yang dimilikinya.
9.
Allah bersifat Ilmu
Sifat Ilmu ialah bahwa Allah Maha Mengetahui terhadap yang
tampak maupun yang gaib. Kalau Allah tidak berilmu atau bersifat bodoh,
mustahil Dia dapat menciptakan dan
mengatur alam jagat raya, atau bagaimana mungkin adanya alam yang luas ini.
10.
Allah bersifat Hayat
Allah bersifat Hayat artinya hidup, dan mustahil bagi Allah
bersifat maut atau mati, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah yang artinya:
“Tidak ada tuhan
melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (mahluknNya ), tidak
mengantuk dan tidak tidur” (Al Baqarah :255)
11.
Allah bersifat Sama
Sama disini bukan berarti bukan mirip tapi artinya Maha
Mendengar terhadap segala sesuatu, baik yang diucapkan oleh mahlukNya maupun yang
masih dalam bisikan hati nurani. Sifat pendengaran mahluk terbatas oleh
kemampuan indranya. Walaupun pada zaman modern ini alat komunikasi yang telah
dibuat begitu canggih, tetapi pendengaran manusia tetap terbatas oleh kemampuan
peralatan yang digunkan. Allah tidak demikian, Dia selalu mendengarkan suara
hati semua manusia di bumi ini tanpa terkecuali.
12.
Allah bersifat Bashar
Artinya Allah maha Melihat. Allah menciptakan mahluknya maha
melihat. Maka pastilah Allah sendiri mempunyai sifat Maha melihat oleh sebab
itu segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini tidak lepas dari pengawasan
Allah SWT.
13.
Allah bersifat Kalam
Allah bersifat Kalam artinya Maha Berfirman Berkata, Allah
tidak hanya menciptakan alam jagat raya penuh dengan segala isinya untuk kebutuhan
kelangsungan hidup mahlukNya, tetapi juga memberi petunjuk bagaimana cara mendapatkan yang baik dalam ridhaNya.
Asmaul Husna
Nama-nama
Allah SWT yang tercantum dalam Al-Quran disebut “Asmaul Husna”. Allah SWT
memiliki nama AL-Khaliq yang artinya Maha Pencipta, Nama Ar-Rahim yang berarti
Maha Penyayang, sesungguhnya Allah SWT menyayangi seluruh mahluk-Nya. Nama-nama
Allah yang agung (Asmaul Husna) ada 99
nama diantaranya:
1 Al Azis (Maha Perkasa)
2 Al Wahhab (Maha Memberi)
3 Alfatah (Maha Pemberi Keputusan)
4 Al Qayyum (Allah Maha Berdiri Sendiri)
5 Al Hadi
(Allah Maha Pemberi Petunuk)
Fungsi Iman Kepada
Allah SWT
Fungsi iman kepada Allah SWT dapat berfungsi bagi umat Islam
sebagai berikut:
·
Pengendalian, dengan iman manusia dapat
mengendalikan tingkah lakunya seperti ketika hendak berbuat sesuatu yang
dilarang Allah, orang beriman akan meninggalkan perbuatan itu.
·
Penyesuaian, yaitu agar manusia menyesuaikan
diriny dengan kedudukannya dengan mahluk ciptaan Allah yang tidak ada daya dan
kekuatan dibanding dengan Allah yang maha pencipta dan maha kuasa. Dengan
segala kelemahannya manusia tidak pada tempatnya berlaku sombong dan angkuh
baik kepada manusia maupun terhadap Allah SWT.
·
Pendorong, yaitu iman kepada Allah SWT mendorong
manusia untuk menghargai hidupnya, beribadah dan beramal saleh sehingga
keimanan dan ketaqwaan semakin meningkat untuk mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
·
Penyaluran, yaitu bahwa beriman kepada Allah SWT
yang telah dimiliki manusia agar dapat berkembang secara optimal perlu
disalurkan dalam kegiatan kehidupannya sesuai dengan tuntunan agama Islam
sehingga dirinya merasa dekat dengan Allah dan keyakinan terhadap keesaan Allah
SWT semakin kuat.
0 comments:
Post a Comment